POLITEKNIK KESELAMATAN TRANSPORTASI JALAN Vehicle Inspection: 2013

Selasa, 26 November 2013

Perbedaan 2 Tipe Struktur Ban

Ban pada dasarnya memiliki dua struktur yang berbeda, yakni jenis ban bias dan radial. Di pasaran sendiri, ban struktur bias paling banyak dipakai.

Dari sisi harga tidaklah jauh berbeda. Di mana untuk ban bias rata-rata dibanderol Rp 1,3-1,5 juta, sedangkan untuk radial rata-rata dibanderol Rp 1,8-2 juta.

"Untuk ban bias memang lebih murah, rata-rata memiliki harga Rp 1,3-1,5 juta. Namun bisa membuat bahan bakar menajdi boros. Sedangkan untuk radial itu memiliki harga rata-rata Rp 1,8-2 juta, namun bisa lebih irit bahan bakar. dan ban kami (Michelin Agilis HD dan LT radial) juga di kisaran Rp 1,8-2 juta," ujar Customer Engineering Support-Truck and Bus Tires Michelin Alfons Abikaryono.

Nah apa saja perbedaan dua tipe ini?





Dinding luar ban dan area tapak berfungsi secara terpisah. Tapak ban tidak terpengaruh dengan peregangan dinding samping


Kelebihan ban radial:
1. Ban lebih awet dengan jarak tempuh lebih jauh.
2. Daya cengkeram sempurna, dengan tread (gesekan antara ban dan aspal/tanah) tetap datar.
3. Pengendalian lebih sempurna berkat tread yang lebih stabil.
4. Lebih hemat BBM karena daya luncur lebih rendah.
5. Lebih nyaman karena lebih Lentur.
6. Lebih dingin karena tidak ada gerakan anata casing ply dengan gesekan tread.
7. Vulkanisir lebih sempurna
8. Mengurangi berhenti karena harus mengganti ban terkena paku.
9. Dalam karet ban menggunakan kawat baja.
10. Lebih mahal

Ban Bias





Crown dan dinding samping dibentuk oleh struktur lapis yang sama.Pada ban bias lebih banyak terjadi deformasi di bagian telapak ban.Ban bias ini memiliki cukup banyak kelemahan:

1. BBM boros
2. Pengendaraan lebih keras
3. Casing lebih cepat stres dan cepat lelah, karena panas yang dihasilkan oleh gerakan dari ply.

Namun harganya lebih murah dari ban radial.

4 Jenis Kecelakaan yang Buat Airbag Tak Mengembang



Airbag tak mengembang saat terjadi tabrakan menjadi hal yang memunculkan pertanyaan besar bagi sejumlah masyarakat. Mengapa bisa begitu?

Ternyata airbag khususnya bagian depan itu dirancang mengembang saat terjadi tabrakan frontal tapi dengan intensitas, kecepatan dan sudut tabrakan pada bagian depan.

Ada beberapa posisi tabrakan yang bisa menjadikan airbag depan tidak mengembang. Seperti apa? Mari kita simak ulasannya seperti dikutip dari KIA Motors.




Ditabrak bagian samping




Untuk airbag samping dirancang mengembang jika telah terdeteksi oleh sensor yang berada di samping dan itu juga mengembang tergantung kekuatan, kecepatan dan sudut dari tabrakannya itu sendiri.

Hanya saja bisa juga mengembang hanya dalam satu sudut seperti akan mengembang ketika terjadi benturan keras sehingga tetap terdeteksi oleh sensor.

Namun, jika dalam kecepatan rendah mungkin airbag tidak akan mengembang. Ada juga airbag yang didesain saling berhubungan dengan sabuk pengaman. Jika sabuk pengaman tidak dikenakan maka airbag tidak akan mengembang jika terjadi tabrkan.

Ditabrak dari belakang




Airbag depan Anda tidak akan mengembang jika mobil Anda ditabrak dari belakang. Hal itu karena tidak adanya sensor airbag depan yang membaca sensor airbag depan untuk mengembang.

Hal ini juga hampir sama dengan tabrakan samping yang tidak akan mengembangkan airbag depan. Apalagi tingkat benturannya tidak kencang atau dengan kecepatan rendah.

Kemudian jika mobil ditabrak dari belakang, posisi badan Anda akan terdorong ke arah belakang, jadi jikapun airbag terkembang tidak akan memberi pengaruh apa-apa.

Mobil terguling


Satu lagi yang tidak bisa membuat airbag depan tidak mengembang. Jika mobil terguling, maka airbag depan dipastikan tidak akan mengembang karena sensor tidak bisa mendeteksinya.

Terkecuali, jika mobil itu memiliki airbag samping. Bisa saja mengembang setelah terguling.

Menabrak Tiang atau Pohon



Terakhir yang membuat airbag depan tidak mengembang itu jika mobil tersebut menabrak tiang listrik atau pohon yang ada di depannya. Itu karena benturan hanya terjadi di satu daerah dan kekuatannya tidak bisa terdeteksi oleh sensor.

Dan juga ada lagi yang bisa menyebabkan airbag depan tidak mengembang, yakni ketika mobil itu mau menabrkan truk, pengemudinya sedikit melakukan pengereman meski pada akhirnya mobil itu nabrak.

Itu dikarenakan saat terjadi deselerasi, sensor airbag tidak akan mendeteksi, alhasil airbag tidak akan mengembang.

Selasa, 19 November 2013

Vehicle Stability Assist (VSA)


Vehicle Stability Assist (VSA) merupakan teknologi keselamatan yang secara khusus didesain untuk menstabilkan manuver kendaraan bahkan jika roda kemudi diputar secara mendadak. Untuk kontrol yang menyeluruh, VSA bekerja secara harmonis dengan ABS (Anti-lock Braking System) dan TCS (Traction Control System). Di Indonesia, teknologi VSA telah diterapkan pada New Honda Accord VTi-L dan New Honda Civic 2.0 L.

Mobil modern sudah dilengkapi beragam fitur keselamatan canggih terutama di sistem rem, seperti Anti-lock Braking System (ABS), Electronic Brake-force Distribution (EBD), dan Braking Assist (BA). Teknologi-teknologi ini membuat pengemudi merasa yakin ketika melakukan pengereman keras atau darurat.Dengan porsi lebih advance, peranti keselamatan aktif ini terintegrasi dalam kontrol kestabilan elektronik atau Electronic Stability Control (ESC), yang diberi nama Vehicle Stability Assist (VSA).

Fungsi kontrol kestabilan ini adalah membantu pengemudi mengendalikan mobil saat terjadi gejala oversteer atau understeer. Akibat roda kehilangan daya cengkeram dalam kondisi jalan licin atau melaju cepat di tikungan.Fitur ini tidak bisa bekerja secara individual. Untuk memaksimalkan kinerjanya, sistem ini dibantu oleh berbagai peranti keselamatan aktif lainnya. Seperti ABS, EBD, BA, termasuk traction control. amun kontrol setir masih sepenuhnya dipegang oleh pengemudi. Kecepatan reaksi pengemudi dalam merespons gejala yang terjadi masih tetap dibutuhkan di sini.

Pada All New Honda Odyssey, pengemudi dapat sedikit lebih rileks ketika situasi darurat ini terjadi. VSA pada Odyssey generasi keempat telah terintegrasi dengan Electric Power Steering (EPS) untuk mendapatkan kontrol kemudi yang lebih efektif saat ban kehilangan traksi.Terdapat lima sensor yang terdapat pada sistem kemudi dan roda.Kelima sensor tersebut saling berhubungan, sehingga jika ditemui adanya gejala oversteer, sensor pada sistem kemudi akan memberi input pada komputer.Selanjutnya sistem akan merespons dengan memberikan tenaga tambahan kepada setir ke arah berlawanan dari belokan, setelah ABS dan EBD melakukan pengereman.Begitu juga sebaliknya ketika terdeteksi gejala understeer. VSA akan merespons dengan memberi tenaga tambahan kepada setir searah dengan belokan, setelah ABS dan EBD mengurangi kecepatan mobil.Hal ini juga terjadi ketika mobil diterpa tiupan angin kencang dari samping. Seketika, sensor akan memberi instruksi kepada kemudi untuk bergerak ke arah berlawanan dari arah angin. Sehingga mobil pun kembali ke jalur yang benar dan terkendali.

Jadi, fungsi kontrol ketsabilan elektronik tidak hanya berkisar pada sistem pengendalian. Lebih dari itu, ESP kini sudah masuk dalam fitur keselamatan aktif. Terdapat 5 Sensor VSA+ESP

Dalam bekerja, sistem VSA (Vehicle Stability Assist) Honda mengandalkan 5 sensor yang mengirimkan input berdasarkan gerakan mobil. Inilah kelima sensor tersebut yaitu (1) Yaw Rate Sensor : Mengukur penyimpangan posisi mobil terhadap jalur ideal yang harus ditempuh; (2) Lateral G Sensor : Mengukur penyimpangan pada gaya sentrifugal mobil; (c) Steering Angle Sensor : Mengukur penyimpangan pada arah putaran kemudi; (4) Wheel Speed Sensor : Mengukur penyimpangan pada kecepatan di keempat roda dan mengukur gejala slip yang terjadi; dan (5) Torque Sensor : Mengukur penyimpangan torsi mesin terhadap kecepatan kendaraan.

Vehicle Stability Assist (VSA) merupakan teknologi keselamatan yang secara khusus didesain untuk menstabilkan manuver kendaraan bahkan di saat roda kemudi diputar secara mendadak.Untuk dapat memberikan kontrol yang menyeluruh, VSA bekerja secara harmonis dengan ABS (Anti-lock Braking System), EBD (Electronic Brakeforce Distribution), BA (Braking Assist) dan juga TCS (Traction Control System).VSA bekerja melalui tiga cara, yaitu:

1) Over-steering control; Komputer memperhitungkan dan membandingkan antara arah mobil yang diinginkan driver ketika menikung (target yaw rate) dan arah aktual mobil. Jika mobil menikung melebihi keinginan driver, ban sebelah luar (outer tires) diperlambat untuk menghindari excess turn.

2) Under-steering control; Komputer memperhitungkan dan membandingkan antara arah mobil yang diinginkan driver ketika menikung dan arah aktual mobil. Jika mobil menikung kurang dari keinginan driver, maka output mesin akan berkurang dan ban sebelah dalam (inner tires) diperlambat untuk membantu mobil menikung mulus.



3) Under-steering controlatau skid effect; Pada sebagian jalan yang licin, ban sebelahnya akan mengalami efek skid. Menghentikan putaran ban yang mengalami skidding akan menghasilkan efek yang serupa dengan limited slip differential (LSD).

Vehicle Dynamics Integrated Management (VDIM)


VIDM adalah sebuah sistem pengendalian dan kontrol perangkat lunak pada kendaraan yang dikembangkan oleh Toyota. Termasuk di dalamnya merupakan gabungan dari sistem kontrol traksi, Kontrol Stabilitas Elektronik, kemudi elektronik, dan sistem lainnya, yang berguna untuk meningkatkan tingkat respon kendaraan, performa, dan keamanan..[1][2] Sistem ini diperkenalkan pertama kali untuk pasar domestik Jepang bulan Juli 2004 di Toyota Crown Majesta. Lalu setelah itu juga dipakai di generasi ketiga Lexus GS tahun 2005. Teknologi ini didesain untuk mobil dengan penggerak roda belakang.
Teknologi ini menyempurnakan teknologi Toyota sebelumnya, yaitu Vehicle Stability Control (VSC), yang sudah dipakai sejak 1995. Selama ini, teknologi VSC hanya bekerja setelah dideteksi adanya slip, tapi VDIM bekerja untuk mencegah slip. Perbedaan lainnya dengan VSC adalah VDIM juga mengkalibrasi input kemudi sesuai dengan kecepatan kendaraan, sehingga bisa meningkatkan kualitas berkendara.

PROSES PEMBUATAN MOBIL


Proses Standar Pembuatan Mobil PROSES membuat kendaraan di Indonesia dilakukan melalui urutan bertahap. Peralatan modern berbasis komputer, seperti general welder dan automatic spray machine, kini sudah menjadi standar yang diterapkan pabrikan. General welder adalah sistem pengelasan titik pada bodi mobil secara otomatis dengan tingkat akurasi tinggi. Begitu pula dengan peralatan automatic spray machine yang mampu melakukan pengecatan secara otomatis.

Urutan pembuatan mobil diawali dengan tahapan welding dan painting. Lini produksi pertama adalah proses welding. Dalam tahapan ini beragam body parts disatukan untuk membentuk rangka dasar kendaraan. Pengelasan dilakukan dengan menggunakan teknologi general welder, sedangkan penghalusan bodi memakai alat khusus.

Selesai tahap tersebut, proses selanjutnya adalah pengecatan bodi. Setelah keluar dari bagian welding, bodi dilapisi dengan coating dasar antikarat melalui 12 tahap treatment. Setelah itu, proses berlanjut dengan pelapisan bodi memakai bahan sealer dan PVC. Bodi pun dipanaskan pada temperatur teratur agar lapisan itu melekat kuat.

Keluar dari proses pelapisan, bodi dicat dalam ruang tertentu sehingga tidak tercemar debu. Automatic spray machine akan beroperasi secara bertahap, mulai dari proses primary coat, base coat, diakhiri dengan clear coat. Semua proses ini ditujukan untuk meningkatkan kualitas produk bodi agar tidak mudah rusak.

Proses pembuatan mobil tahap kedua adalah melakukan assembling. Pada bodi kendaraan yang sudah jadi ditambahkan komponen lainnya sehingga menjadi kendaraan utuh. Seluruh lini assembling ini dikontrol melalui program komputer, menggunakan sistem ban berjalan.

Tahapan kerja assembling dimulai dari routing, yaitu tahap instalasi kabel-kabel, pipa-pipa, lampu, spion, dan peralatan elektronik lainnya. Kemudian dilanjutkan dengan proses interior, berupa pemasangan bagian roof ceiling, pedal bracket, pillar garnish, dan bagian lainnya. Setelah selesai, proses berikutnya adalah pemasangan tangki bahan bakar, suspensi, pipa pembuangan, engine assy, dan ban.

Komponen eksterior menempati urutan terakhir pada proses perakitan kendaraan. Di dalamnya termasuk pemasangan kaca depan, kaca belakang, emblem, bumper, door trim, rem tangan, dan lain-lain.

Kendaraan yang sudah berbentuk utuh ini, kemudian diisi dengan coolant radiator, freon AC, oli power steering, dan cairan penting lainnya, termasuk bahan bakar. Ini diperlukan karena kendaraan akan diuji kelayakannya.

Selesai di tahap perakitan, proses beralih ke kontrol kualitas terpadu. Tahapan ini berfungsi untuk menjamin kesempurnaan.

Setelah itu, kendaraan dibawa ke tempat road test course untuk uji kelayakan jalan. Di sini, kendaraan diuji untuk melewati berbagai kondisi jalan.

Proses pengujian kelayakan kendaraan diakhiri dengan water leak test. Seluruh bodi kendaraan disiram air selama lima menit. Kendaraan yang sudah lulus inspeksi akan dibawa menuju tempat pengiriman untuk dihantarkan ke dealer mobil



1.Perencanaan




Perencanaan sebuah mobil baru dimulai 3-4 tahun sebelumnya. Di sini ditentukan jenis mobil apa yang akan diproduksi, serta diteliti saat peluncurannya nanti model apa yang sedang trend. Jadi gaya hidup masa depan juga dipertimbangkan





2. Desain, Planning, dan Proses Pembuatan Prototype





Proses pendesainan dan perencanaan dilakukan dengan hati-hati. Setelah proses investigasi produk apa yang akan dikeluarkan selesai, dimulailah proses pembuatan sket-sket mobil..Proses ini dicek dan ricek secara berulang-ulang untuk menghasilkan sket yang terbaik
Dipertimbangkan pula desain bagian luar (bentuk), warna, interior, material yang akan dipakai, serta lay out part yang berbeda-beda





3. Sket-sket dipilihin menjadi beberapa saja gan, selanjutnya divisualisasikan secara 3D di komputer.






Dan dibuat model dengan tanah liat




Dari beberapa model ini, dipilah 1 jenis model saja yang akan diproduksi
Selanjutnya di komputer, dirancang detail interior dan eksterior, bagian-bagian untuk fungsi utama seperti sistem kemudi, pengereman, dan juga mesin





4. Numerous Test




Kemudian dilanjutkan pembuatan prototype mobil berdasar design yang telah ditentukan tadi. Prototype ini selanjutnya dites beberapa kali meliputi :
Crosswind test




Break performance test




Low temperature test


Radio Wave Effects Test


Wet Road Test


Dan terahir tes di kondisi daerah di penjuru dunia




Sekarang Bagian Produksinya

Banyak inovasi dilakukan produsen untuk menghasilkan kendaraan dengan cepat dan harga yang murah. Untuk itu, layout/tata letak per proses menjadi kunci penting dalam proses produksi untuk mempercepat aliran dari proses 1 ke proses berikutnya. Berikut adalah contoh layout dalam proses produksi kendaraan


layout



5. Proses stamping (pembuatan part body)
Untuk membuat body part per partnya digunakan alat yang disebut die (cetakan) dan dipress dengan mesin press yang tekanannya puluhan hingga ribuan Ton


stamping process
Panel/part body dibuat dari material dengan ukuran dan ketebalan berbeda-beda, semula material ini berbentuk gulungan kemudian dipotong-potong dengan mesin sharing




dipress di die dengan mesin press


dan dichek kualitasnya untuk mendapatkan hasil terbaik



6. Welding
Part hasil proses stamping digabungkan dengan cara dilas. Kebanyakan proses pengelasan dikerjakan dengan robot, walau ada juga part yang dilas secara manual







7.Pengecatan



Dari proses pengelasan, body mobil diteruskan ke proses pengecatan yang meliputi :
Pengecatan dasar (undercoat)
Body dicelupkan ke dalam cairan cat dan diproses secara elektrolisa untuk menghasilkan cat yang rata. lapisan ini berfungsi untuk mencegah karat




Pelapisan kedua
Robot menyemprotkan cat berwarna abu-abu (grey) untuk menjaga cat luar tetap baik dan melapisi panel agar tetap halus


Pengecatan ahir (top coat)
Pengecatan dilakukan oleh robot dari segala arah untuk menghasilkan warna ahir kendaraan yang diinginkan



8.Pembuatan Mesin




Blok Mesin dibuat dari campuran besi, sisa/scrap material untuk membuat body, dan alumunium yang dilelehken/dicor dalam tungku dan dituang dalam sebuah alat cetak . Proses ini disebut casting gan…tapi bukan casting sabun mandi ya . Kalau ada juragan yang masuk ke tungku casting, pasti deh gak ada bekas sama sekali karena suhunya yang diatas 1400 derajad celcius




Mesin digunakan untuk memproses material yang dipanaskan seperti roda gigi, batang torak, dan lainnya. Proses ini disebuat Forging


Blok silinder dan part-part lain seperti piston, cranckshaft, dan lainnya masih harus diproses di mesin CNC untuk mendapatkan dimensi sesuai ukuran dan toleransinya. Disamping itu untuk mendapatkan hasil yang sangat halus di bagian yang saling bergesekan, masih dilakukan proses polishing.


Komponen mesin yang sudah siap, selanjutnya dirakit, disetting, dan dites untuk mendapatkan mesin yang ideal. Mesin sendiri terdiri dari sekitar 550 komponen


9. Assembling




1 buah mobil terdiri lebih dari 30.000 komponen yang saling mendukung. Komponen-komponen ini dibuat oleh produsen mobil itu sendiri atau subcount di luar mereka yang selanjutnya diassy di pabrik produsen.




Proses assy dilakukan alam konveyor yang berjalan dan berhenti dengan kecepatan dan waktu yang telah ditentukan (tergantung tact time per proses). Karena permintaan konsumen berbeda, dalam 1 konveyor bisa terdiri beragam warna, part dan spesifikasi mobil yang berbeda.


10. Inspeksi




Selanjutnya mobil yang sudah jadi dilakukan proses inspeksi (lebih dari 1000 item pengecekan) untuk memastikan produk yang dihasilkan sesuai standard. Setelah dinyatakan OK, mobil siap dikirimkan ke konsumen





11. Pengiriman dan Penjualan





Mobil yang sudah jadi siap untuk dikirimkan dan dijual ke konsumen
Pake truk




Pake kapal



Dan siap dijual di seluruh penjuru dunia…



Senin, 11 November 2013

ESP, ABS, EBD, TCS


PEMBAHASAN
A. Electronic Stability Control/Program (ESC/ESP)
Electronic Stability Control (ESC) dirancang membantu pengemudi untuk mempertahankan kontrol kendaraannya pada manuver kecepatan tinggi atau di jalan licin. Biasanya kondisi itu menimbulkan gejala oversteer atau understeer. ESC mengaplikasikan rem dan kontrol mesin untuk mengendalikan mobil tetap dijalurnya.
1. Komponen – Komponen ESP
Komponen komponen ESP pada kendaraan meliputi :
1. ESP-Hydraulic Unit with Integrated ECU
Merupakan rangkaian hidrolik pada booster rem dan roda – roda yang berintegrasi atau di kontrol oleh ECU
2. Wheel Speed Sensor
Merupakan sensor yang memantau kecepatan putaran roda
3. Steering Angle Sensor
komponen ini merupakan sensor yang bekerja memantau sudut belok kendaraan pada saat dibelokan ke arah kanan ataupun kiri
4. Yaw Rate Sensor with Integrated Acceleration Sensor
Merupakan sensor yang berfungsi memantau akselerasi (percepatan) kendaraan
5. Engine-Management ECU for Communication
Merupakan otak dari system elektronik pada kendaraan yang berfungsi mengatur seluruh system otomatis yang menggunakan sensor elektronik dalam kendaraan

2. Prinsip kerja ESP
Electronic Stability Program, anti over steer & under steer. Teknologi suspensi Mercedes Benz. Basic cara kerjanya adalah mengontrol laju pengendaraan dengan secara selektif memberikan pengereman pada roda yang paling membutuhkan. Dalam kondisi jalan lurus, kendaraan pun melaju lurus di permukaan jalan rata, maka pengereman terpusat pada ke-empat roda secara bersamaan. Namun jika jalan berbelok atau mobil melaju berbelok atau kondisi jalan tidak rata. maka beban pengereman tidaklah terpusat pada ke empat roda secara merata. ESP mengatur pengereman sedemikian rupa agar mobil tidak kehilangan kendali sekalipun pengereman tiba-tiba sewaktu berbelok disertai kecepatan tinggi. ESP bekerja dengan sensor elektronis (48 kilobyte) yang keseluruhannya mengontrol akselerasi, pengereman di berbagai jenis kondisi jalanan, mengontrol putaran masing-masing roda, menurunkan rpm untuk pada kondisi tertentu untuk menghindari selip.
Rem ABS memiliki sejumlah sensor kecepatan dan ESC menambah sensor yang secara kontinyu memonitor seberapa baik kendaraan merespon input dari roda kemudi. Sensor-sensor ini bisa mendeteksi kapan pengemudi kehilangan kontrol karena mobil melenceng dari jalur yang seharusnya dilalui, -masalah yang sering muncul pada manuver kecepatan tinggi atau jalan licin-. Dalam situasi ini, otomatis ESC mengerem ban-ban secara individual untuk menjaga mobil tetap terkontrol. Bila pengemudi melakukan gerakan manuver mendadak, misal menikung terlalu cepat, mobil beresiko hilang kontrol. Maka ESC akan melakukan serangkaian pengereman yang diperlukan dan pada kasus-kasus tertentu juga mengurangi kecepatan mobil agar mobil tetap terkontrol.
Kerja ESP membantu pengendalian mobil ketika kemudi diputar secara mendadak saat kendaaraan tengah melaju dengan kecepatan tinggi. Tidak hanya pada waktu berbelok melibas tikungan, melainkan juga ketika pengemudi memutar setir untuk menghindari objek yang tiba-tiba muncul di depan. Hal itu dapat terjadi karena stability control system menggunakan sensor yang secara konstan memonitor kecepatan putaran masing-masing roda, sudut putaran setir, dan akselerasi lateral (menyamping) . Sistem itu juga memonitor kerja banyak sistem lain, apakah menyimpang atau tidak. Semua informasi itu dikumpulkan oleh komputer, yang akan menentukan apakah mobil itu berjalan sesuai dengan keinginan pengendaranya atau tidak. Dan jika tidak sesuai, stability control system akan mengintervensi dan mengembalikan posisi mobil sesuai dengan yang diinginkan pengendara.
Demikianlah kehebatan mobil yang telah mengaplikasikan fitur stability control dalam melindungi dan menjaga keselamatan pengendara meskipun tengah berkendara dalam kecepatan tinggi. Jika mobil mengalami understeer, fitur canggih ini akan menerapkan rem pada roda belakang bagian dalam sehingga mobil tertarik kembali ke lintasan yang seharusnya dilalui. Sementara jika mobil mengalami oversteer, stability program akan menerapkan rem hanya pada roda depan bagian luar sehingga mobil tertarik kembali kelintasan yang seharusnya dilalui.
Electronic Stability Program (ESP®) saat ini sudah diperbaharui dengan fungsi tambahan : the STEER CONTROL steering assistance system. Ini diaplikasikan bersama dengan electromechanical power steering system, untuk membantu servo assistance dalam menjaga kestabilan kendaraan saat sedang dikemudikan.
Tabel dibawah ini berdasarkan pada gambar 2 merupakan perbedan kendaraan yang menggunakan ESP dan yang tidak menggunakan ESP

3. Kelemahan ESP
System ESP dapat bekerja karena adanya baterai karena system ini di kendalikan oleh ECU (engine control unit) yang merupakan system elektronik yang memerlukan energy listrik, jika baterai tidak optimal ataupun mengalami trouble maka system ini tidak dapat bekerja untuk pengemudi yang tidak memperhatikan , karena menggunakan ESP, ada pengemudi yang merasa bisa ngebut sesuka hatinya ketika melewati tikungan, melewati batas yang dapat ditoleriri mobil atau sistem ESP. Bila ini terjadi, mobil akan terbanting dengan sangat keras dan menimbulkan bahaya lebih besar.

B. Anti-lock Braking System
ABS adalah kepanjangan dari antilock brake system yang artinya adalah system yang terkontrol secara otomatis untuk mencegah rem terkunci sehingga menyebabkan roda tergelincir dan tidak tentu arahnya sehingga mobil tidak terkendali. Hal ini bisa terjadi karena pengereman dilakukan secara bertahap seperti ketukan dengan kecepatan tinggi sehingga piringan tidak terlalu panas dan mengunci.

Jadi tujuan ABS adalah :
1. Menstabilkan mobil saat di rem penuh, walaupun konsisi jalan jelek
2. Mobil masih bisa dikemudikan, walaupun tekanan rem penuh
3. Keausan ban kecil
4. Bahaya kecelakaan kecil
Sistem ABS pada suatu rem hidraulis adalah sistem yang mulai bekerja, bila salah satu roda mulai memblokir. Selama roda masih berputar tekanan rem mengalir langsung dari master ke silinder roda.
1. Komponen-komponen ABS :
a. Silinder master
b. Unit kontrol tekanan rem
c. Komputer
d. Sensor putaran roda 5. Silinder roda
e. Lampu kontrol
f. Sensor putaran aksel belakang
g. Pompa.

2. Fungsi komponen :
a. Silinder master :
a) Membangun tekanan hidraulis sesuai dengan gaya tekan sopir
b) Tekanan hidraulis ini mengalir ke unit tekanan

b. Unit kontrol tekanan rem :
a) Mengatur tekanan hidraulis rem untuk setiap roda sesuai dengan perintah komputer

c. Komputer :
a) Mendapat informasi daris sensor putaran roda
b) Menghitung tekanan ideal untuk setiap roda
c) Mengirimkan perintah pengatur ke unit kontrol tekanan rem
d) Komputer selalu memeriksa fungsi diri secara automatis
e) Bila fungsinya salah, komputer memberi aliran dengan lampu kontrol kepada sopir

d. Sensor putaran roda :
a) Menghitung putaran roda secara induktif dan mengirim signal ke komputer
1) Sensor Induktif
2) Cincin bergigi

e. Pompa :
Karena katup mampu melepaskan tekanan dari rem, pompa digunakan untuk menekan itu kembali. Itulah fungsi pompa pada sistem ini. Ketika katup mengurangi tekanan dalam sebuah jalur pengereman, pompa inilah yang berfungsi untuk mengembalikan tekanan.

3. Prinsip Kerja
Cara mengatur Sistem ABS menghitung putaran dan perlambatan dengan sensor Diagram pengatur Pada saat roda akan memblokir, perlambatan putaran roda naik keras
a. Sehingga unit kontrol membatasi tekanan pada silinder roda
b. Akibatnya perlambatan roda dikurangi Perlambatan roda masih terlalu besar maka tekanan hidraulis di kurangi
c. Perlambatan menjadi nol, roda mulai mempercepat
d. Percepatan batas unit kontrol menambah tekanan
e. Roda mulai memblokir lagi unit kontrol membatasi tekanan
f. Begitu seterusnya proses pengaturan akan dimulai lagi

4. Jenis Rem System ABS
Anti-lock sistem pengereman menggunakan skema yang berbeda tergantung pada jenis rem yang digunakan. Mereka dapat dibedakan dengan jumlah saluran yaitu :berapa banyak katup yang dikendalikan secara individual dan jumlah sensor kecepatan.
a. Empat-saluran, empat-sensor ABS
Ada sensor kecepatan pada keempat roda dan katup yang terpisah untuk semua empat roda, controller monitor setiap roda secara individual untuk memastikan itu mencapai kekuatan pengereman yang maksimal.
b. Tiga-saluran, empat-sensor ABS
Ada sensor kecepatan pada keempat roda dan katup yang terpisah untuk masing-masing roda depan, tetapi hanya satu katup untuk kedua roda belakang.
c. Tiga-channel, tiga-sensor ABS
Skema ini, biasanya ditemukan pada dengan empat roda ABS, memiliki kecepatan sensor dan sebuah katup untuk masing-masing roda depan, dengan satu katup dan satu sensor untuk kedua roda belakang. Sensor kecepatan untuk roda belakang terletak di poros belakang. Sistem ini menyediakan kendali individu roda depan, sehingga mereka dapat keduanya mencapai gaya pengereman maksimum. Roda belakang, bagaimanapun, adalah dipantau bersama-sama, mereka berdua harus mulai mengunci sebelum ABS akan mengaktifkan di bagian belakang. Dengan sistem ini, adalah mungkin bahwa salah satu roda belakang akan mengunci selama berhenti, mengurangi efektivitas rem. Sistem ini mudah untuk mengidentifikasi, karena tidak ada sensor kecepatan individu untuk roda belakang.
d. Satu-saluran, satu-sensor ABS
Sistem ini umumnya ditemukan pada dengan roda belakang ABS. Ini memiliki satu katup, yang mengendalikan kedua roda belakang, dan satu sensor kecepatan, yang terletak di poros belakang. Sistem ini beroperasi sama seperti bagian belakang sistem tiga-saluran. Roda belakang dipantau bersama-sama dan mereka berdua harus mulai untuk mengunci sebelum ABS tendangan masuk Dalam sistem ini juga mungkin bahwa salah satu roda belakang akan mengunci, mengurangi efektivitas rem. Sistem ini juga mudah untuk mengidentifikasi, karena tidak ada sensor kecepatan individu untuk setiap roda.

C. Electronic Braking Distribution
EBD atau kepanjangan dari electronic brake distribution adalah suatu piranti yang membagi pengereman dari tiap roda agar mobil tetap dalam keadaan terkendali dan bergerak secara linear. Teknologi ini sama dengan ESP. EBD biasanya lebih sederhana dari ESP dan biasa diterapkan pada mobil Jepang.

1. Cara kerja sistem EBD
Tugas EBD sebagai subsistem dari sistem ABS untuk mengontrol adhesi pemanfaatan yang efektif oleh roda belakang. Tekanan roda belakang didekati dengan distribusi kekuatan rem yang ideal dalam operasi pengereman parsial. Untuk melakukannya, desain rem yang konvensional diubah dalam arah overbraking poros belakang, dan komponen ABS digunakan EBD mengurangi ketegangan pada kekuatan rem hidrolik katup proporsi dalam kendaraan EBD mengoptimalkan desain rem berkaitan dengan: pemanfaatan adhesi(gaya tarik menarik antar molekul yang tidak sejenis)
EBD dapat bekerja dalam hubungannya dengan ABS dan Electronic Stability Control ("ESC") untuk meminimalkan percepatan yaw selama bergantian. ESC membandingkan sudut roda kemudi untuk menilai kendaraan memutar menggunakan sensor tingkat yaw. "Yaw" adalah rotasi kendaraan sekitar pusat vertikal gravitasi (belok kiri atau kanan). Jika sensor yaw mendeteksi lebih / yaw kurang dari sudut roda kemudi harus menciptakan, mobil understeering atau oversteering dan ESC mengaktifkan salah satu depan atau rem belakang untuk memutar mobil kembali ke kursus yang dimaksudkan. Sebagai contoh, jika mobil adalah membuat berbelok ke kiri dan mulai understeer. ESC mengaktifkan rem belakang kiri, yang akan membantu mengubah mobil kiri. Sensor sangat sensitif, dan aktuasi yang begitu cepat bahwa sistem dapat memperbaiki arah sebelum pengemudi bereaksi. ABS membantu mencegah roda lock-up dan EBD membantu kekuatan rem berlaku tepat untuk membuat ESC bekerja secara efektif.

D. Traction Control System
Ditinjau dari sistem kontrolnya, sistem control traksi merupakan system yang mampu mempertahankan ratio slip diantara ban dan permukaan jalan dengan cara mengontrol peralatan-peralatan guna memberikan perlawanan percepatan terhadap perubahan kondisi permukaan jalan.
1. Peralatan itu tersebut, yaitu:
a. Kontrol Torsi Engine, berfungsi mempertahankan kondisi steady state plant.
b. Kontrol Torsi Pengereman, mencegah keberadaan torsi dengan memberikan gaya gesek yang berbeda di antara kedua roda penggerak. Sistem kontrol traksi direncanakan untuk mencegah roda melintir dengan gaya akseleratif yang tinggi.

2. Komponen Kontrol Traksi
a. Wheel Speed sensor, sensor yang memberikan informasi kepada ABS untuk ditindak lanjuti.
b. ECU (Electronic Control Unit) Input amplifier IC menerima sinyal dari wheel speed sensor, sinyal frekwensi tersebut memberi perintah tentang kecepatan roda penggerak. Microcontrollernya akan memproses sinyal-sinyal percepatan dan kecepatan roda penggerak. Data data ini akhirnya akan menyiapkan basis perhitungan dalam menentukan nilai akhir yang dibutuhkan untuk kendali slip.
c. Hydraulic Unit
d. Electronic throttle control actuator
e. Simplified throttle control actuator
f. Fuel injection dan ignition control (Pengurangan tekanan pompa mesin secara perlahan-lahan).
System kontrol traksi (TCS), juga dikenal sebagai anti-slip regulasi (ASR), biasanya (tapi tidak harus) fungsi sekunder anti-lock braking system (ABS) pada kendaraan bermotor produksi, dirancang untuk mencegah hilangnya traksi jalan roda didorong. Ketika dipanggil karena itu meningkatkan kontrol throttle driver sebagai masukan yang diterapkan adalah salah disesuaikan dengan kondisi permukaan jalan (karena berbagai faktor) tidak mampu untuk mengelola diterapkan torsi.
Intervensi (bantuan) terdiri dari satu atau lebih dari berikut ini:
a. Mengurangi atau menekan percikan urutan ke satu atau lebih silinder
b. Mengurangi pasokan bahan bakar ke satu atau lebih silinder
c. Rem gaya yang diterapkan pada satu atau lebih roda
d. Tutup throttle, jika kendaraan ini dilengkapi dengan drive by wire throttle
e. Dalam turbo-charged kendaraan, sebuah solenoida dapat meningkatkan kontrol digerakkan untuk mengurangi dan karena itu meningkatkan tenaga mesin.
Biasanya, sistem kontrol traksi berbagi aktuator elektro-hidrolik rem (tapi tidak menggunakan master silinder konvensional dan servo), dan sensor kecepatan roda dengan sistem anti-lock braking

Senin, 28 Oktober 2013

Tips Memperbaiki Kebocoran Rem Mobil


Tips Memperbaiki Kebocoran Rem Mobil






Otosia.com - Rem merupakan komponen yang sangat penting untuk keselamatan dalam kelengkapan berkendara. Oleh karenanya, Jika sampai terjadi sesuatu, terutama kebocoran, tentu harus segera diatasi. Caranya tidak terlalu sulit, hanya perhatikan beberapa komponen seperti kaliper, silinder roda dan juga minyak remnya.

Untuk langkah awal, Anda bisa mengecek dulu kondisi kaliper yang ada. Jika dirasa sudah mulai aus, ada baiknya untuk segera diganti. Lepas bagian kaliper dan atur udara untuk selalu dalam kondisi rendah. Selanjutnya, lumasi kaliper. Lepaskan kaliper, terlebih lagi jangan sampai lupa untuk memberikan tanda baut sesuai yang lama.



Langkah selanjutnya, periksa kembali sepatu rem. Ganti sepatu rem, jika memang ternyata sudah mulai basah dengan cairan. Jika memang sudah siap dan dalam kondisi yang aman, pasang kembali sepatu rem dan fokuskan untuk mngecek kondisi selang rem.

Selang rem tentu memiliki fungsi yang tak kalah penting. Inilah yang turut berperan sebagai pembuluh darah yang menyalurkan minyak remnya. Ganti komponen ini jika dirasa sudah mulai tidak berfungsi dengan baik. Apalagi jika sudah mengalami kebocoran.

Setelah itu, isikan ulang minyak rem yang ada dan cek kembali apakah masih ada kebocoran saat pengereman.Untuk mengatur kepakeman dan membuat rem bekerja maksimal, tentu saja masih diperlukan cara khusus. Tentu, jika kebocoran masih terjadi, rem akan tidak kunjung kuat dalam mencengkram.




http://www.otosia.com/tips/tips-memperbaiki-kebocoran-rem-mobil.html

Fuel Cell



Fuel Cell,Teknologi Penghasil Energi Yang Ramah Lingkungan

Di California mobil hybrid kini menjadi mobil terlaris mengalahkan mobil konvensional yang masih mengandalkan bahan bakar fosil. Ini adalah sebuah fenomena yang membuat banyak perusahaan makin fokus mengembangkan mobil jenis ini. Selain mobil berteknology hybrid, beberapa raksasa otomotif tengah mengembangkan teknologi fuel cell sebagai teknologi jangka panjang. Saat ini, setidaknya 3 produsen otomotif telah membuat kendaraan dengan teknologi fuel cell. Sebut saja Toyota FCV-R Concept, Mercedes B-Class F-Cell dan Honda FCX.



Sebenarnya apakah fuel cells itu. Fuel cells merupakan perangkat elektrokimia yang mampu menghasilkan tenaga listrik yang ramah lingkungan. Tidak seperti bahan bakar fosil yang menghasilkan emisi gas rumah kaca, hasil penggunaan fuel cell akan berupa kalor dan air. Bagaimanakah cara kerja dari sistem ini?


Prinsip kerjanya fuel cell mirip dengan prinsip kerja batrey. Sebuah battrey akan berisi senyawa kimia (dua plat elektroda) didalamnya. Kemudian sebuah reaksi kimia dari kedua elektroda tersebut akan menghasilkan listrik. Ketika efek reaksi kimia dari unsur yang diisi didalam batrey habis, otomatis listrik yang dihasilkan pun juga akan habis. Pada fuel cell, unsur kimia yang digunakan adalah hidrogen dan oksigen. Selama supply terhadap kedua unsur tersebut tidak habis, maka energi listrik dapat terus diproduksi secara konstan. Hidrogen sendiri merupakan unsur paling melimpah dengan persentase kira-kira 75% dari total massa unsur alam semesta. Ketersediaan bahan baku yang melimpah, efisiensi yang tinggi serta ramah lingkungan, itulah titik keunggulan dari teknologi fuel cell.Jika ada kelemahan, maka titik lemahnya adalah pada harga teknologi ini yang masih sangat mahal.




http://www.news.tridinamika.com/152/fuel-cellteknologi-penghasil-energi-yang-ramah-lingkungan

Jumat, 25 Oktober 2013

Teknologi Mobil Hybrid



Mengenal Teknologi Mobil Hybrid








MOBIL HYBRID — Kenaikan harga BBM memang menjadi satu hal yang tidak bisa dipungkiri terus terjadi. Seperti diketahui Bahan Bakar Minyak merupakan hasil dari sumber daya alam yang tidak bisa diperbaharui. Permasalahan inilah salah satu yang mendasari lahirnya teknologi Hybrid. Menggantikan BBM 100 persen dengan sumber lain sebagai bahan bakar kendaraan bermotor memang masih belum efektif bisa diterapkan. Karena itulah Teknologi Hybrid diterapkan. Teknologi Hybrid pada dasarnya menggunakan bahan bakar minyak dan listrik secara bersamaan.

Mobil hybrid bekerja secara komplementer dengan dua buah sumber tenaga yaitu BBM dan listrik. Dengan menggabungkan dua sumber tenaga tersebut konsumsi BBM akan dapat dihemat. Saat gas ditekan, mobil masih bisa melaju dengan motor listriknya hingga 50 km per jam. Mesin bensin baru akan bekerja jika mobil berada di atas kecepatan 50 km/jam atau ketika baterai mobil tersedot habis.


Salah satu yang sudah menerapkan teknologi Hybrid pada mobil komersial adalah Toyota dengan Toyota Prius. Berdasarkan test drive Toyota Prius di jalanan Jakarta, Toyota Prius, mendapatkan angka konsumsi bahan bakar yang sangat irit yaitu 1 liter untuk 22 kilometer. Efisiensi bahan bakar yang dihasilkan Toyota Prius membuat pengendara mobil ini tidak akan khawatir dengan kenaikan harga BBM yang terus meningkat. Namun sayangnya harga mobil hybrid ini masih lumayan tinggi untuk konsumen kelas menengah ke bawah.


Cara Kerja Mobil Hybrid







1. Saat Mobil Berhenti
Pada saat mobil hybrid berhenti yang bekerja adalah mesin bahan bakar, sedangkan generator, dan motor listrik tidak bekerja. Pada saat energi listrik di baterai mulai menipis dan kendaraan sedang berhenti, mesin bahan bakar akan menyala sejenak untuk sedikit mengisi baterai.
Mesin bahan bakar memutar generator sehingga generator dapat menghasilkan energi listrik untuk mengisi ulang baterai. Bila kondisi EV (Electric Vehicle) Mode yang terdapat pada mobil hybrid maka mobil hanya digerakkan oleh motor listrik saja (maksimum sejauh 1km jika baterai dalam kondisi penuh) dan kecepatan maksimum 45 km/jam.


2. Saat Kendaraan Mulai Bergerak dari Berhenti
Saat keadaan ini motor listrik menggerakkan mobil, sementara mesin bahan bakar tidak bekerja. Baterai memberikan energi listrik kepada motor listrik, motor listrik menggerakkan roda mobil.


3. Kondisi Kecepatan Rendah Konstan
Motor listrik sebagai penggerak utama sementara mesin bahan bakar hanya sekali-sekali saja membantu. Baterai memberikan energi listrik kepada motor listrik, motor listrik menggerakkan roda mobil dan mesin bahan bakar terkadang membantu menggerakkan roda mobil.


4. Kondisi Akselerasi
Motor listrik dan mesin bahan bakar secara bersamaan bekerja untuk menghasilkan tenaga gabungan yang besar. Baterai memberikan energi listrik kepada motor listrik untuk menggerakkan roda mobil begitu juga secara bersamaan mesin bahan bakar juga menggerakkan roda mobil.


5. Kondisi Kecepatan Tinggi Konstan
Mesin bahan bakar bekerja penuh karena sebagai penggerak utama sementara motor listrik hanya sekali-sekali saja membantu. Mesin bahan bakar menggerakkan roda, baterai terkadang memberikan energi listrik kepada motor listrik yang terkadang membantu mesin bahan bakar menggerakkan roda mobil.


6. Kondisi Deselerasi
Motor listrik dalam kondisi mengisi ulang baterai sehingga sebagai generator kedua fungsinya sementara mesin bahan bakar berhenti bekerja. Roda mobil memutar motor listrik yang berubah fungsi sebagai generator kedua untuk menghasilkan energi listrik untuk mengisi ulang baterai.


Jika teknologi Hybrid sudah bisa diimplementasikan pada kebanyakan mobil, tentu akan banyak sekali penghematan BBM yang dihasilkan. Selain itu dengan teknologi Hybrid pencemaran lingkungan yang dihasilkan oleh gas buang mobil BBM akan berkurang banyak, sehingga ramah terhadap lingkungan.










Sumber:


http://www.liektoyota.com/?p=5643




Sabtu, 19 Oktober 2013

Pengujian

Pengujian : Serangkaian kegiatan menguji dan atau memeriksa komponen-komponen kendaraan bermotor guna pemenuhan persyaratan teknis dan laik jalan.

Menguji : ada batasan ( limit)
Memeriksa : ada batasan, hanya pada kondisi, fungsi, dan letak / posisi. Bersifat normatif
Kenapa kendaraan diperiksa:
1 . Setiap kendaraan berpotensi untuk membahayakan orang lain
2. Dapat menyebabkan  pencemaran lingkungan
Pengujian : Test, try, n validating (trilogy)
Tahap Pengujian :
1.       Identifikasi ( validasi)
2.       Pemeriksaaan visual
3.       Pemeriksaan Teknis
4.       Validating ( pengesahan ) KB
  
Pendekatan PKB mempunyai 2 pendekatan yaitu :
1.       Pendekatan Yuridis : Ambang batas,dasar hukum
2.       Pendekatan teknis : hitungan-hitungan,spesifikasi
Pemeriksaan secara visual hanya sebatas dengan indra penglihatan.
Dalam pemeriksaan yaitu ada 3 ketentuan yang harus di perhatikan yaitu
Kondisi, posisi/letak(cara pemasangan) dan fungsi